Natya melihat kebelakang dan sungguh Natya terkejut dengan asal suara yang baru pernah menyapanya. ‘My Good.. aku nggak percaya orang yang aku kagumi menyapa diriku, memanggil namaku’, tentu saja, siapa lagi yang dipanggil ditempat itu dengan panggilan yang tak asing ditelinganya dan jalan memang cukup sepi untuk pejalan kaki sore itu. Saat itu Natya benar-benar tidak menyangka semua terjadi, yang awalnya hanya membeli setoran untuk handphonenya.
“Hey…”balas Natya dan kelihatan sekali Natya tampak canggung membalas sapaan dan tatapan cowok cool yang ada didepannya saat itu.
“Sendiri Tya………? Boleh aku temani….?” Tanyanya dengan santainya.
Tapi memang itu yang dimau Natya. Ebit. Saat itu Natya bahagia banget mungkin karena getaran dalam dadanya yang sempat Natya rasakan dan pendam salama ini. Dijalan menuju kearah rumah Natya yang sedikit jauh. Natya dan Ebit masih berduaan dan ngobrol.
“Aduh hujan!” seru Ebit saat hujan turun, gerimis memang.
Sepontan Natya lari mencari tempat teduh. Dalam keadaan hujan yang nggak terlalu deras tapi cukup untuk membuat Natya dan Ebit basah kuyup untuk sampai didepan rumah Natya. Keputusannya mereka berdua berteduh, walaupun matahari yang tadinya masih terlihat bagiannya sekarang sudah tak menampakkan wujudnya karena senja dan hujan yang turun.
“Tya dingin nggak?”
“Lumayan!”
“Tya tahu nggak kalau sebenernya…..”
“Oh nggak tahu tuch, yang aku tahu kamu juga kedinginan” dengan wajah tanpa dosa Natya memotong pembicaraan Ebit.
“Tya dengerin dulu….aku sebenarnya dah lama aku suka sama kamu”
Angin tiba-tiba terasa bertiup melewati wajah Natya, Ebit nyataain cinta ke Natya? Aneh memang,baru pernah sekali ini ngobrol, Ebit udah bilang perasaannya.
“Aku nggak salah denger Bit? Bukannya kamu punya Sira? Nggak baik ngobral cinta kamu keorang yang nggak kamu sayang sama sekali.”
“Serius Tya, aku cinta kamu, udah lama perasaan ini tapi aku nggak punya keberanian ungkapin karena aku sering liat kamu sama cowok, makanya rasa sayang ini aku simpan dalam-dalam di hatiku.”
“Kemana kamu bawa Sira Bit? Kamu mau jadiin aku selingkuhan kamu atau simpanan kamu?”
“Aku udah lama putus sama dia, Tya. Kamu bisa buktiin, tanyak ke Sira atau ke temen-temen aku sama temen Sira.”
Ebit emang digosipin putus sama Sira, itu baru gosip jadi Natya enggak begitu percaya.
“Atua aku cuma pelarian kamu aja?”
“Jangan selalu berperasangkan buruk dong Tya sama aku.”
“ Ya dech aku pikirin, aku perlu waktu. Bukannya ini terlalu cepat Bit? Kamu nggak lagi mainin aku kan?”
“Aku rasa ini nggak bisa dibilang cepet Tya! Karena aku udah lama suka sama kamu, tapi kamu tahu enggak ada waktu buat kita bersama walaupun kita satu sekolah. Dan ini saat yang tepat buat ngungkapin perasaanku Tya.”
Natya hanya diam, memandang air yang jatuh silih berganti. Tak terasa waktu terus berjalan tanpa terasa, dua insan manusia berbeda itu terus berbincang-bincang.
Udah satu minggu kejadian disore yang mendebarkan buat Natya. Selama seminggu itu juga Natya selalu di_SMS dan ditelpun dengan Ebit. Dan Ebit selalu menanyakan jawaban cintanya diterima atau ditolak. Setiap kali Ebit menanyakan, setiapkali pula Natya menjawab ‘aku masih mikirin dulu’. Akhirna setelah 7 hari itu Ebit menelpun dengan tak sabarnya menanyakan jawaban Natya.
“Tya sebenernya kamu mau jawab enggak sih? Aku dah sabar selama seminggu ini, apa akan terus kamu bilang mikir-mikir dulu? Sampai kapan Tya, sampai kapan?” tanya Ebit saat menelpun Natya.
“Ok….aku jawab sekarang, tapi kamu nggak pakek nyolot Bit!” jawab Natya sedikit salah tingkah.
“Maaf aku jadi gemes. Aku udah ingin sekali jadi yang berarti dalam hidup kamu Tya, enggak digantung kayak gini. Jadi jawaban kamu apa Tya?”
“Setelah aku mikir-mikir selama ini,aku jawab…….hmmmm…apa ya?” Natya pura-pura bingung dengan jawabannya, padahal Natya udah yakin akan menerima Ebit karena tahu Ebit udah benar-benar putus sama ceweknya dulu, Sira.
“Jangan bikin aku tambah gemes dech Tya?”
“Ya,ya,ya,aku mau jadi cewek kamu Bit.” Dan Natya langsung memutuskan pembicaraan nya di telpun.
‘Gila…aku sekarang jadi ceweknya idola aku sendiri’ kata-kata itu terus ada di dalam pikiran Natya. Sampai Natya senyum-senyum sendiri dan saudara-saudaranya menertawakan Natya karena tingkahnya yang disadarinya lagi bahagia sekali.
Hari-hari terus berlalu dengan cinta tentunya antara Ebit dan Natya. Canda tawa. Kegembiraan dan banyak lagi rasa-rasa lain yang dirasakan dan ada salah satu sahabat Natya bertanya.’Tya lo sayang dan cinta sama Ebit atau sekedar lo bahagya dapat deket sama idola lo, kalo cuma sebates deket itu cuma kagum aja Tya, jangan sampai lo buat situasi dimana posisi lo sama Ebit rumit, lo akan bingung Tya ngebedain perasaan lo’. Dan saat Natya mendengar kata-kata itu,Natya selalu memikirkannya.
‘Emang bener ya kalo aku cuma sebates kagum sama lo bit’ tanya Natya saat melamun dikamarnya. Dan lamunan itu sirna saat alarm Natya menunjukkan pukul 15.00. Dan Natya ingat janjinya dengan Ebit untuk jalan-jalan ketaman kota. Natya udah selesai menyiapkan yang mau dipakai dan segala hal,tinggal Natya mandi. Tapi tiba-tiba HPnya berbunyi. Dan ada 1 Massenger dilayar handphonenya. Dari Ebit, dan cepat-cepat Natya membukanya.
“Sorry ya Tya aku enggak bisa ketemu sekarang.Sorry sekali lagi aku batalin janji” isi pesan Ebit yang dibaca Natya.
Kekecewaan Natya terlihat karena dari 7 hari selama jadian, Ebit lebih sering membatalkan janjinya ke Natya. Setiap Natya bertanya alasanya Ebit pasti bilang ‘mau kerumah orang tua yang diluar kota’. Natya emang enggak terlalu perduli, Natya lebih memilih jalan-jalan dengan sahabat-sahabatnya.
Satu minggu setelah jadian Natya ngerasa rasa kagumnya kepada Ebit mulai berubah jadi sayang karena Natya selalu diperhatiin dll. Pas 1 minggu jadian, hari ini Ebit nggak ada sms ataupun telpun seperti biasanya. Dan Natya terus bertanya-tanya dalam dirinya, karena Natya gengsi untuk sms Ebit lebih dulu. Sorenya Natya beraniin diri sms ebit duluan. Sama Natya yang bertanya kenapa nggak ada kabar seharian itu di balas,
”Tya lebih baik kita jadi temen aja” saat membaca sms itu, air mata Natya jatuh bagai berlian yang sungguh berharga bila hanya untuk jatuh.
“Tapi kenapa Bit? Apa alasannya?” dengan air mata terurai membasahi pipinya Natya membalas smsnya untuk memdapat penjelasan.
“Nggak ada salah kamu dalam keputusan ku Tya, ini cuma ketidak cocokan. Dan aku diminta balik dengan Sira, dia yang minta sendiri ke aku. Dan emang jujur aku masih sayang sama dia, sorry ya Tya.”
“Jadi bener kamu cuma jadiin aku pelarian kamu Bit? Tega banget kamu sama aku!!!! OK kita putus.”
Natya benar-benar sakit hati, Natya terus menangis dan mengurung diri dikamarnya. Hatinya tersayat belati yang tak terlihat dari permainan cinta seorang Ebit yang Natya kagumi. Yang selama ini Natya anggap bisa memberinya kebahagiaan tapi malah memberi Natya siksaan batin yang sangat menyakitkan.
Tamat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar